Aplikasi Baru dan Strategi Baru Bagi Perusahaan Pupuk
Harga pupuk yang sangat tinggi setelah invasi Rusia ke Ukraina sebagian besar telah turun ke tingkat sebelum perang, terutama dalam hal produk pupuk nitrogen. Pola perdagangan baru telah muncul untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh sanksi dan sanksi balasan, dan volume perdagangan telah kembali ke tingkat historis.
Namun bukan berarti perusahaan pupuk bisa tenang. Sebaliknya, mereka harus bersiap menghadapi berbagai tantangan dari sisi penawaran dan permintaan yang akan mereka hadapi di tahun-tahun mendatang. Permintaan, terutama pupuk nitrogen, kemungkinan akan melemah akibat semakin ketatnya tekanan peraturan dan munculnya teknologi pertanian baru. Dan persaingan yang lebih besar untuk amonia – bahan baku utama untuk pupuk nitrogen – dan khususnya untuk amonia rendah karbon, yang akan diproduksi oleh perusahaan kimia dalam volume yang jauh lebih besar di tahun-tahun mendatang, akan mengarah pada struktur pasokan baru dan tindakan peraturan yang mengubah perbedaan biaya. antara pupuk abu-abu dan hijau atau biru.
Singkatnya, perusahaan pupuk menghadapi risiko besar terhadap model bisnis mereka saat ini—risiko yang mengharuskan mereka mengevaluasi dan mendefinisikan ulang strategi mereka. Namun jika mereka mengambil pendekatan yang tepat, mereka juga bisa mendapatkan manfaat dari peluang besar yang dihasilkan oleh perubahan permintaan dan penawaran. Begini caranya.
Gangguan Pasar di Masa Depan
Seperti halnya gangguan pada pasar pupuk sebelumnya, harga rata-rata pupuk mungkin akan tetap lebih tinggi dibandingkan dekade sebelum perang di Ukraina. Namun, beberapa tren akan mempengaruhi permintaan pupuk di masa depan, sehingga berkontribusi terhadap tantangan pasar yang jauh lebih besar bagi perusahaan nutrisi tanaman. Analis pasar pupuk Argus dan CRU memperkirakan bahwa pasar pupuk global akan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 1% hingga 1,5% selama beberapa tahun ke depan, dengan asumsi bisnis berjalan seperti biasa.
Namun kami menganggap perkiraan ini optimis, dan kami memperkirakan permintaan pupuk global akan menurun secara signifikan di masa depan, karena dua alasan. Yang pertama adalah serangkaian upaya regulasi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi dampak pupuk nitrogen terhadap perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Negara-negara yang menghadiri pertemuan COP 15 Keanekaragaman Hayati Montreal tahun 2022 menyepakati tujuan mengurangi kelebihan nutrisi sebesar 50%, dan produk yang mengandung nitrogen menjadi inti dari upaya tersebut. Hal ini mencerminkan dampak iklim dari emisi gas rumah kaca yang dilepaskan selama proses produksi, terutama emisi nitrogen dioksida yang dihasilkan dari proses urease dan nitrifikasi alami yang terjadi di dalam tanah. Selain itu, pencucian kelebihan nutrisi ke dalam perairan dapat menyebabkan pertumbuhan alga dan berdampak buruk pada kualitas air.